Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Hanya Ada Ibu Terbaik di Dunia


http://www.septembermccarthy.com/2012/05/the-protecter-of-my-heart-my-mothers-day-gift/

Masa kecil saya lebih banyak dihabiskan di rumah dengan banyak larangan dan hukuman. Tidak belajar: cubit, prestasi menurun; larangan bermain, berontak: diguyur air. Bekas kebiruan hasil cubitan bahkan tak terhitung dengan jari. Atau bekas rotan yang memanjang di kaki. Pernah suatu malam diikat di pohon mangga belakang rumah, ditinggal sendirian dengan kondisi semua pintu rumah terkunci. Bermain juga tidak boleh seenaknya. Ada jam bermain yang harus ditaati. Larangan ini itu sudah menjadi makanan sehari-hari. 

Sejak kecil sakit-sakitan membuat saya tidak boleh kelelahan. Capek sedikit, sesak menyerang. Makanan juga tidak boleh sembarangan. Percernaan bisa berantakan. Karena itu ibu selalu menyempatkan memasak makanan sendiri. Sesibuk apapun, ibu tak pernah lupa menyiapkan susu yang dicampur kuning telur ayam kampung setiap pagi. Juga vitamin yang rutin diminum setiap hari. 

Panas sedikit, dokter: batuk sedikit: dokter. Sudah sangat terbiasa minum obat-obatan. Saya minum tanpa banyak keluhan. Di saat itu akan terlihat bagaimana seorang ibu yang sudah lelah dengan berbagai kesibukan tak akan tinggal diam ketika sang anak kesakitan. Anjuran untuk rawat inap ditolak penuh kesungguhan. Ibu bertekad merawat saya sendiri, karena ibu tahu tempat terbaik bagi saya adalah di rumah.

Hidup seringkali tidak mudah, tapi tidak sekalipun saya melihat airmata jatuh melewati pipinya. Garis-garis halus mempertegas kekakuan di wajahnya. Suatu hari saat badai itu datang saya masih duduk di sekolah dasar, butiran-butiran kecil itu akhirnya manetes tanpa jeda. Ibu berhari-hari diam seribu bahasa. Tak pernah menyadari bahwa kasih dan cinta itu selalu ada, nyata tanpa cela. Hingga beberapa hari kemudian darah segar mengalir dari mulutnya yang masih tertutup rapat. Tak tahu apa yang terjadi, saya menangis menjadi-jadi. Pikiran aneh mulai mengisi otak ini. Saya berteriak pada Tuhan, jangan ambil orang yang begitu saya cintai. Saya cium wajahnya berkali-kali, memohon maaf tiada henti. Mengutuk diri bahwa saya belum pernah sekalipun berbakti. Segala luka dan sakitnya raga ini tidak lagi berarti. Jika ibu pergi, bawa saya bersama. Karena hidup sia-sia jika tidak bisa bersama.

Ternyata peristiwa itu adalah cara Tuhan untuk menunjukkan cinta. Cinta yang jauh lebih besar daripada yang bisa dibayangkan. Ketika ibu membuka mata, senyuman tersungging di wajahnya. Saat itu saya merasa menjadi anak paling beruntung di dunia. Terima kasih Tuhan telah menciptakan untuk saya malaikat terbaik di dunia. Mungkin kata-katanya seringkali menyakitkan, tapi jauh di lubuk hati kasih sayangnya melebihi dunia dan seisinya.

Setelah itu, kalimat-kalimat yang ibu lontarkan masih sedikit menyakitkan. Tapi sudah tak ada lagi cubitan, pukulan apalagi rotan. Sesekali perhatikan kerutan di wajahnya yang kian menua, ada  tanda cinta disana. Juga pengorbanan di tiap tetes keringatnya. Tatap matanya yang bercahaya, mungkin dia menyimpan rasa sakit yang enggan dia ungkapkan. Rasa sakit yang hanya dia simpan sendiri karena tidak ingin menimbulkan kekhawatiran. Dekap erat tubuhnya, ada kehangatan disana. Dengarkan irama jantungnya, berdetak bersama doa penuh pengharapan akan masa depan. Sungguh tak ada lagi yang ibu inginkan kecuali kebahagiaan untuk buah hati tersayang. Masihkan nasehat dari seorang ibu kamu abaikan? Atau sebuah omelan panjang membutakanmu untuk melihat kasih sayang? Silahkan berpikir ulang, mungkin kamu masih belum memahami arti dari sebuah cinta, kesabaran, ketulusan, dan keikhlasan.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

SKYSCRAPER




Adrian Smith + Gordon Gill

Skyscraper..
Entah kenapa aku memilih nama ini
Mungkin karena aku berharap agar sekokoh pencakar langit
Meskipun suatu kali dia jatuh, dia akan kembali berdiri tegak, tanpa cela
Karena tak ada yang bisa mengalahkan keteguhannya.

Mungkin karena aku ingin menjulang tinggi menembus awan
Menantang rintik hujan dan petir yang menyambar
Melawan hembusan angin hingga terpaan badai
Melewati banyak bencana dengan begitu tegar

Akan ku genggap erat setiap luka
tak akan lelah meski hingga berdarah
Bahkan jika terjatuh hingga dasar terdalam
Aku akan kembali ke tempat dimana seharusnya aku berdiri

Kau bisa saja merusak segalanya
Kau bisa saja membuatku berpikir bahwa tidak ada yang tersisa
Bahwa kesempatan sudah tak lagi ada
Tapi akan ku lawan setiap ketakutan terbesar
Karena aku yakin Tuhan tidak pernah diam,
Dia sedang menjalankan rencana terbaik-Nya

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Sudahkah Hati Berada di Jalan-Nya?

Benarkan cinta masih untuk-Nya?
Mengalir bagai air
menyejukkan hati
menentramkan jiwa...

Masihkan ada rindu untuk-Nya?
Melafadzkan asma-Nya bersama semilir angin
lembut, syahdu
penuh penghambaan pada-Nya...

Dan masihkah hati seputih kapas?
Tanpa noda, tanpa cela
terbang bersama para malaikat
berkelana mencari keridhoan-Nya...


*** Dari hati yg masih berkelana dalam sajadah panjang kehidupan,
mencari makna akan arti cinta sesungguhnya..
Sudahkah ia berada di jalan-Nya???

180111
Berbahagialah hati yang selalu berada di jalan-Nya

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Mencari Pembenaran

“Kita seringkali mencari pembenaran atas apa yang kita lakukan..”
selalu saja kalimat itu mengusikku
Mengintip diantara sel-sel otakku
Berusaha menjawab sesuatu
Tapi yang ada hanyalah kekosongan belaka

Kini semakin terombang-ambing
Mulai bimbang dan ragu
Padahal seharusnya benar dan salah itu jelas adanya
Tapi lagi-lagi masih tidak yakin
Dan sekali lagi “mencari pembenaran atas apa yang kulakukan”

“Mencari pembenaran atas apa yang terjadi di sekelilingku”
membohongi diri bahwa tidak ada yang salah
Bahwa semua baik-baik saja

Kemudian kekosongan itu datang kembali
Jawaban yang ku cari tak kunjung ku temui
Mungkin sebenarnya mereka ada
Menari di udara sekelilingku
Tapi mataku enggan untuk memperhatikannya
Dan hati ini masih meragukannya

Mengadakan sesuatu dari ketiadaan
Hanya untuk (sekali lagi) “mencari pembenaran”
Sesuatu yang jelas kemudian menjadi buram
Sesuatu yang sudah tertulis menjadi tak terbaca
Hanya karena (sekali lagi) “mencari pembenaran”
Aturan dibuat bukan untuk berubah sesuai perkembangan jaman
Tapi sejauh apapun jaman berubah
Aturan itu akan tetap ada
Kekal dan tak terusik sedikitpun
Oleh siapapun

150811
Keraguan adalah kelemahan terbesar

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Sakit hati bisa dimaafkan, tapi tidak untuk dilupakan

Tak ada manusia yang mau disalahkan. Menghakimi orang lain menjadi cara untuk mencari pembenaran. Jadilah manusia sempurna jika kau merasa bisa. Jadilah manusia terbaik sedunia jika kau merasa seputih malaikat. tanpa cacat, tanpa cela. Menjadi seputih awan atau sehitam comberan, bukankah itu pilihan?! Aku takkan pernah bisa membuat semua orang bisa menyukaiku dan menerima keberadaanku. Tapi aku tidak peduli, karena aku berhak menjadi diriku sendiri

Mengungkit kesalahan dan menjadikannya harga mati untuk setiap kejadian. Usaha untuk memperbaiki selalu tidak dihargai, hanya kesalahan yang menjadi patokan.  Keburukan memang selalu berhasil menutupi semua kebaikan. Sekeras apapun  kau berusaha menjadi baik, orang akan dengan mudah melupakan. Seperti tulisan di tepi pantai, akan begitu mudah ombak menghapusnya tanpa sisa. Tapi ketika melakukan kesalahan, orang akan menganggapnya sesuatu yang sangat pantas dikenang.

Setiap manusia memiliki hati yang tangguh namun terkadang menjadi begitu rapuh. Hati manusia ibarat kaca berdebu, jika dibersihkan dengan halus maka debunya akan tetap menempel, jika terlalu kasar maka hati itu bisa retak atau bahkan pecah berantakan.

Ketika menangis, seseorang selalu dianggap cengeng, padahal airmata adalah anugerah yang sengaja Allah berikan untuk membasuh luka. Ketika wajah tak mampu menyiratkan, ketika ucapan tak lagi didengar, ketika kesabaran terasa melelahkan, maka biarlah airmata yang bicara bahwa dibalik mulut yang penuh “tawa” ada hati yang terluka. Lidah memang setajam pisau, tak tahu sedalam apa hati bisa terluka. Tak ada luka yang bisa sembuh dengan sempurna. Selalu ada yang tersisa di tiap goresannya.


PS : untuk siapapun yang ingin dan mau memperbaiki diri. Ini tentang aku, kamu, dia dan.. kita... Seorang teman pernah berkata “ Sakit hati bisa dimaafkan, tapi tidak untuk dilupakan.. “

250312

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Seperti pertemuan, perpisahan bisa kapan saja datang

Terkadang diri ini merasa diacuhkan,
ditinggalkan, bahkan dilupakan

Mungkin, hanya aku yang merasa benar-benar dekat,
Mungkin, hanya aku yang merasa bahwa “pertemanan” kita luar biasa
Namun, sebanyak apapun aku bertanya,
aku tak pernah tahu jawabannya..

Kemudian aku mulai berpikir,
Mungkin, aku yang salah,
Mungkin, aku yang tidak peka dengan keadaan,
Mungkin, aku yang kurang peduli,
Merasa bahwa aku sudah cukup baik,
Merasa bahwa aku sudah cukup mengerti.

Kemudian aku berusaha menata hati dan pikiran,
Dihadapkan pada sebuah kenyataan
Di dunia ini tak ada yang namanya kebadian,
Hati manusia siapa tahu?
Perasaan itu bisa berganti seiring berjalannya waktu,
Tanpa disangka dan tanpa diduga segalanya menjadi bagaikan angin lalu
Dulu kita bertemu kemudian saling kenal,
berbagi cerita hingga menjadi dekat..
Kemudian sekarang jarak itu semakin nyata,
Apa bedanya?
Dulu ataupun sekarang,
Seperti pertemuan, perpisahan bisa kapan saja datang.

Tapi harapan selalu ada,
Aku akan terus percaya,
Bisa menemukan “satu” diantara “sejuta” orang di dunia,
Sebuah tempat dimana aku bisa berbagi tawa dan airmata,
Hingga setahun, sepuluh tahun bahkan seratus tahun lagi
aku bisa terus berkata dengan senyum bahagia
“ Dia... SAHABATKU.. ”

151012
Ketika kesendirian menjadi pilihan terbaik

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Memenangkan Keikhlasan yang Terenggut

Seseorang pernah berkata bahwa menahan gejolak yang belum halal itu berpahala jihad, namun sejenak kau mengabaikannya hingga terjatuh pada jurang bernama ketidakberdayaan yg merusak benteng iman bahwa cinta kepada makhluk tidak selayakny lebih besar dari cinta pada sang Pemilik Hidup.

Hingga Tuhan datang membawa peringatan, mengambil apa yang selama ini Dia titipkan. Perasaan yang seharusnya menjadi anugerah bila dijaga dengan keimanan, justru melenakan. Bukan, bukan karena Tuhan tidak sayang. Tuhan justru sedang memberi kesempatan, Dia sedang berusaha menarikmu agar tidak terjatuh semakin dalam, karena ketika kau mulai terperosok maka kau sedang membiarkan hatimu terjangkit penyakit yang akan sulit disembuhkan. Tuhan datang membawa penawar, agar hati bisa kembali pada fitrahnya. Fitrah sebagai makhluk ciptaan-Nya, makhluk yang melakukan segala sesuatu atas dasar cinta pada sang Pencipta.

Sekeping hati dibawa berlari, jangan sampai dia tersakiti, jangan biarkan ia ternodai. Ketika kita berhasil memenangkan keikhlasan yang terenggut, maka Tuhan akan menggantinya dengan sesuatu yang sungguh membuatmu takjub. Setiap perasaan adalah anugerah karena itu sudah seharusnya dijaga dengan sempurna. Selamat jatuh cinta pada apa dan siapapun yg pantas dicintai dan semoga ia jatuh di tempat yg tepat pada waktu yang tepat.

280214
Di saat langit masih kelabu

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

My Rainy Day


Hari itu hujan turun tanpa ampun. Tapi tak lama kemudian matahari tampak tersenyum cerah. Setelah itu hujan kembali tanda tidak mau kalah. Siklus cuaca hari itu benar-benar membuat lelah. Tapi kami sedang tidak ingin mengalah, membiarkan diri tersiram dinginnya hujan dan terbakar sinar matahari. Membulatkan tekad menempuh jalan yang sebelumnya tidak pernah dilalui. Sibuk  mencari papan penunjuk jalan memastikan bahwa kami tidak kehilangan arah. Begitu gembira saat sudah sampai ke tempat tujuan.

Perasaan senang akan sebuah kejutan adalah yang diharapkan. Senyum tersungging ketika terjadi pertemuan. Tapi semua tinggal angan ketika beberapa jam berlalu tanpa kepastian. Aku hanya bisa diam sambil memandang angin yang  berhembus semakin kencang. Suara hujan yang kembali turun tanpa ampun menjadi latar cerita yang memilukan. Anehnya butiran-butiran kecil itu masih sanggup tertahan di kelopak mata, hanya bisa menarik nafas dalam tanpa jeda. Berpikir mungkin kesibukan membuatmu tak punya waktu untuk bicara.

Kami memutuskan kembali sebelum badai semakin tak terkendali. Aku pulang dengan kehampaan dan kesakitan tak terperi. Rasa sakit ini melebihi sakitnya tetesan hujan yang menghantam diri bertubi-tubi. Aku berharap apa yang baru saja aku alami hanyalah mimpi. Tidak ada kabar hingga tengah malam, aku memilih untuk mengistirahatkan pikiran. 

Keesokan harinya saat sebuah alasan terlontar dalam sebuah kalimat menyakitkan. Seketika harapan itu padam. Aku sadar bahwa rasaku dan rasamu kini sudah tidak sejalan. Saat itulah airmata tumpah tanpa beban. Aku menikmati setiap tetesannya dalam ratapan kepedihan. Ohh hujan, tidakkah kau ingin kembali? Memainkan lagu kesedihan, tentang rasa yang menguap tanpa arti. Saat lidah belum sempat mengutarakan isi hati. 

Hari-hari berikutnya tidaklah menjadi lebih baik. Aku memilih berkawan dengan sepi. Menjauhkan diri dari keramaian sekitar. Menolak membagi kesedihan atau kegembiraan. Tidak sanggup mengunjungi tempat-tempat penuh kenangan. Tertawa tapi tidak bahagia, tersenyum namun merasa hampa. Melewatkan banyak hal menyenangkan, sibuk berkutat dengan kesendirian.

Ketika tersadar aku telah melakukan banyak hal tidak berguna. Menyesali keputusan Tuhan adalah sia-sia. Memilih mengetuk pintu sang Pemilik Rasa. Menginginkan kenangan kita tak ternoda, aku hanya mengingat peristiwa-peristiwa bahagia.  Jika semesta menginginkan maka Tuhan akan memberi jalan. Jika bersamamu adalah sebuah kebaikan maka tak akan ada lagi rintangan. Namun jika sebaliknya, maka Tuhan akan menggantimu dengan sosok lain yang bisa membuat bahagia melebihi apa yang pernah kamu hadirkan. Biarlah waktu menjadi penawar akan perasaan yang pernah Tuhan titipkan. Terima kasih telah memberiku pelajaran, bahwa rasa harus diperjuangkan namun jangan terlalu dipaksakan jika itu bukan kehendak Tuhan.

Setiap kali hujan datang, hati ini selalu mengingatmu dalam lantunan doa panjang. Semoga kebahagiaan selalu menjadi milik kita, meski sudah tak lagi bersama.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Menikmati Keindahan Pantai Papuma yang Mempesona

Pantai Papuma merupakan salah satu tempat wisata di Jawa Timur dengan nuansa wisata yang masih alami. Pantai ini terletak di Desa Lojejer, Kecamatan Wuluhan, Kabupaten Jember. Perjalanan sekitar 200 km rela kami tempuh untuk bisa menikmati keindahannya. Kami memutuskan memulai perjalanan jam 5 sore karena ingin berkemah dan menikmati matahari terbit. 


Hujan yang turun cukup menghambat perjalanan kami. Sekitar jam 11 malam, kami baru memasuki kawasan Papuma. Jalan yang harus kami lalui berkelok-kelok dan cukup terjal. Harus berhati-hati apalagi jika berkendara pada malam hari dengan penerangan yang kurang mencukupi. Saat jalan yang dilalui sudah tidak tertutup pepohonan, kami bisa melihat pemandangan yang sangat menakjubkan. Lautan bintang yang bersinar sangat terang, terhampar luas di langit yang menjulang tinggi. 


Harga tiket masuk yang harus dibayar cukup murah, 5000 rupiah untuk masing-masing orang dan 2000 untuk kendaraan yang digunakan. Kami parkir sekitar 400 meter dari bibir pantai dan mulai menggelar tikar. Tenda mulai kami dirikan. Setengah jam berlalu akhirnya dua tenda siap digunakan. Kemudian menyiapkan arang untuk membakar sate yang sudah kami beli sebelumnya. Tidak usah khawatir jika tidak sempat menyiapkan bekal, banyak warung yang bisa dijadikan pilihan. Kebanyakan menyediakan seafood sebagai menu andalan. Debur ombak menjadi latar suasana yang menambah kenikmatan. Setelah perut kenyang, rasa kantuk mulai menyerang, akhirnya kami memutuskan untuk segera beristirahat menunggu pagi menjelang.


Saya terbangun sekitar jam setengah 5 pagi. Suasana masih gelap, memilih lebih dulu mencari toilet untuk berwudhu dan menunaikan shalat Subuh. Jam 5 pagi langit di ufuk timur mulai terlihat kemerahan, saya berlari menuju tepi pantai dengan wajah penuh senyuman. Tidak mau ketinggalan menikmati indahnya lukisan Tuhan.


Ini adalah pantai yang terletak tepat di depan tenda yang kami dirikan. Ada batu yang cukup besar yang terletak di tepinya. Bisa digunakan untuk pemotretan dengan latar eksotisme matahari terbit dan karang yang menjulang tinggi.


Puas menikmati pesona matahari terbit kami bergerak menuju sisi pantai yang lain. Terletak di sisi sebelah barat dari tempat kami mendirikan tenda. Pemandangan dari tebing ini tidak kalah mempesona. Berlatar karang-karang dan deburan ombak laut lepas, tempat ini juga mengundang kekaguman. Langit biru cerah dan air laut yang berwarna biru kehijauan membuat kami tidak sabar untuk segera turun ke bibir pantai.


Tiba di pantai kami disambut hamparan pasir putih nan halus. Riak ombak dan buih-buih yang menggelitik telapak kaki. Kami memutuskan menuju karang  yang berada tepat di bawah tebing tempat kami berfoto tadi.


Air yang sangat jernih membuat kami bisa melihat ikan-ikan kecil  berenang dari celah batu karang. Ombak besar beberapa kali menerjang tapi tidak cukup membuat kami ingin beranjak dari tempat ini. Pesona alami sanggup menghipnotis hingga kami tidak menyadari bahwa ini adalah kawasan terlarang. Kami seolah terbangun dari mimpi ketika mendengar suara peluit dari petugas keamanan. Terburu-buru meninggalkan tempat ini dengan perasaan kaget bercampur senang.


Waktu masih menunjukkan jam 7 pagi. Kami berlama-lama menikmati pasir putih dan buih di lautan. Terdapat banyak bebatuan yang terhampar di sepanjang pantai. Sejauh mata memandang, kami hanya bisa melihat keindahan. Ketika waktu mulai menunjukkan pukul 8 pagi, ombak yang berlarian semakin menjulang tinggi. Air laut pasang, menggenangi hampir seluruh bibir pantai. Rasanya kenikmatan menikmati keindahan belum terpuaskan. Dengan berat hati, kami kembali menuju tenda dan memutuskan untuk bersiap-siap pulang.


Kami kembali ke pantai yang pertama. Tempat ini sudah ramai oleh pengunjung. Ombak di tempat ini tidak terlalu besar, memungkinkan anak-anak bermain dan berenang sesuka hati. Kami berfoto untuk yang kesekian kali. Masih tidak rela untuk meninggalkan tempat ini. Sebenarnya pantai ini masih membentang jauh ke arah timur tapi waktu mengharuskan kami untuk segera kembali.

Ketika hari sudah sedemikian terang, saya bisa melihat banyak penginapan yang tidak jauh dari pantai. Harga yang ditawarkan juga cukup beragam, bisa disesuaikan dengan keinginan dan kebutuhan. Ketika perjalanan pulang saya baru menyadari bahwa di salah satu sisi jalan terdapat hutan yang cukup lebat. Ternyata Papuma tidak hanya menawarkan keindahan pantai, tapi juga berdampingan serasi dengan hutan yang masih terjaga keasriannya. Semoga bisa kembali ke tempat ini dan menikmati keindahannya tanpa perlu diburu waktu.


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Harapan Selalu Ada, Namun Tuhan Tetap Penentu Segala

Dia tahu? 
Kepingan kenangan yang pernah kau jalani bersamanya masih bisa kau susun utuh, sempurna, tanpa cela. Setiap jalan yang kau lalui berisi ingatan tentangnya, setiap tempat yang kau datangi membuat matamu berkaca-kaca. Sejenak kau berusaha menggunakan logika terbalik, jangan pernah lari dari kenyataan, jangan berusaha menghilangkan kepedihan dengan cara melupakan. Rasa sakit tidak akan dengan mudah hilang dan tak ada hati yang bisa pulih seperti sedia kala, tapi cobalah mengihklaskan. Membiasakan diri dengan menganggap setiap penderitaan adalah proses menuju pendewasaan. 

Dia tahu? 

Perlahan kau mulai bangkit, mencoba mengikhlaskan. Meyakinkan diri bahwa semua akan baik-baik saja, bahwa Tuhan punya rencana yang jauh lebih baik dari yang kamu harapkan. Tidak ada lagi airmata, tidak ada lagi penyesalan, dan kau akan menjadi lebih bahagia. Hingga kau dipertemukan dengan masa lalu, masa lalunya. Kau kembali terhenyak, ternyata mengikhlaskan itu sangat tidak mudah dan kaupun semakin terhempas dalam. Berpikir sepertinya kau memang tidak layak untuknya. Mungkin pertemuan dengannya adalah sebuah kesalahan, namun kau tak sanggup untuk melepaaskan. Serpihan hati yang susah payah kau kumpulkan kembali berserakan. 

Dia tahu? 

Tuhan sangat Penyayang, Dia tidak akan pernah membiarkanmu sendirian, memberi jalan untuk mengikhlaskan, memberi ruang untuk memaafkan. Tapi hari ini lagi-lagi kau dipertemukan kembali dengan masa lalu, ini tidak lagi hanya tentang dia, tapi tentang kalian. Pertahananmu seketika runtuh dan tanpa sadar airmata kembali mengalir. Lagi-lagi kau kalah pada tekad yang kau pancang sendiri bahwa kau akan menjadi lebih kuat. Kau kembali mengenang sebuah permulaan yang bahagia, yang saat itu tidak pernah terbersit bahwa kau akan terluka.

Dia tahu? 

Kau sudah menyusun banyak rencana yang ingin kau lakukan bersamanya, berpikir untuk mengukir kenangan indah berdua. Percaya pada semua ucapan dan janjinya. Dia yang memintamu untuk tidak pernah pergi dan kau hanya diam tanpa jawaban. Kau memang tak pernah menjanjikan apapun padanya, tapi kau berjanji pada dirimu sendiri bahwa tak akan ada yang tersakiti. Namun seiring berjalannya waktu, kebersamaan kalian hanya menjadi ruang untuk saling menyakiti dan perpisahan adalah pilihan terbaik untuk mengakhiri sakit hati.


"I was getting along with everything fine and then you happen. I do not need a reason to be angry with God"

Dia tahu? 

Kau memang tidak berhak marah pada Tuhan. Tuhan pemilik rasa cinta yang sebenarnya, Dia berhak mengambilnya kapan saja. Tidak ada yang salah dalam pertemuan kalian, itu adalah kesempatan untuk saling mengenal dan memahami. Namun, mungkin Tuhan memiliki rencana lain yang masih sulit dimengerti. Harapan selalu ada, namun Tuhan tetap penentu segalanya. Akan lebih indah jika tidak banyak ikut campur didalamnya, memaksakan sesuatu yang bukan kehendak-Nya. Selamat memperbaiki diri, selamat memantaskan diri untuk siapapun yang telah Tuhan persiapkan untukmu. Luka itu adalah milikmu, kepedihan itu hanya untukmu. Kau akan berjuang sendiri dan kau memang harus berjuang sendiri. Ini adalah kesempatan lain yang Tuhan berikan agar kau sadar bahwa kau tak bisa bergantung pada siapapun karena hanya Dia tempat bergantung terbaik dan karena hanya Dia yang tidak akan pernah meninggalkamu sendiri.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS