Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Menikmati Keindahan Pantai Papuma yang Mempesona

Pantai Papuma merupakan salah satu tempat wisata di Jawa Timur dengan nuansa wisata yang masih alami. Pantai ini terletak di Desa Lojejer, Kecamatan Wuluhan, Kabupaten Jember. Perjalanan sekitar 200 km rela kami tempuh untuk bisa menikmati keindahannya. Kami memutuskan memulai perjalanan jam 5 sore karena ingin berkemah dan menikmati matahari terbit. 


Hujan yang turun cukup menghambat perjalanan kami. Sekitar jam 11 malam, kami baru memasuki kawasan Papuma. Jalan yang harus kami lalui berkelok-kelok dan cukup terjal. Harus berhati-hati apalagi jika berkendara pada malam hari dengan penerangan yang kurang mencukupi. Saat jalan yang dilalui sudah tidak tertutup pepohonan, kami bisa melihat pemandangan yang sangat menakjubkan. Lautan bintang yang bersinar sangat terang, terhampar luas di langit yang menjulang tinggi. 


Harga tiket masuk yang harus dibayar cukup murah, 5000 rupiah untuk masing-masing orang dan 2000 untuk kendaraan yang digunakan. Kami parkir sekitar 400 meter dari bibir pantai dan mulai menggelar tikar. Tenda mulai kami dirikan. Setengah jam berlalu akhirnya dua tenda siap digunakan. Kemudian menyiapkan arang untuk membakar sate yang sudah kami beli sebelumnya. Tidak usah khawatir jika tidak sempat menyiapkan bekal, banyak warung yang bisa dijadikan pilihan. Kebanyakan menyediakan seafood sebagai menu andalan. Debur ombak menjadi latar suasana yang menambah kenikmatan. Setelah perut kenyang, rasa kantuk mulai menyerang, akhirnya kami memutuskan untuk segera beristirahat menunggu pagi menjelang.


Saya terbangun sekitar jam setengah 5 pagi. Suasana masih gelap, memilih lebih dulu mencari toilet untuk berwudhu dan menunaikan shalat Subuh. Jam 5 pagi langit di ufuk timur mulai terlihat kemerahan, saya berlari menuju tepi pantai dengan wajah penuh senyuman. Tidak mau ketinggalan menikmati indahnya lukisan Tuhan.


Ini adalah pantai yang terletak tepat di depan tenda yang kami dirikan. Ada batu yang cukup besar yang terletak di tepinya. Bisa digunakan untuk pemotretan dengan latar eksotisme matahari terbit dan karang yang menjulang tinggi.


Puas menikmati pesona matahari terbit kami bergerak menuju sisi pantai yang lain. Terletak di sisi sebelah barat dari tempat kami mendirikan tenda. Pemandangan dari tebing ini tidak kalah mempesona. Berlatar karang-karang dan deburan ombak laut lepas, tempat ini juga mengundang kekaguman. Langit biru cerah dan air laut yang berwarna biru kehijauan membuat kami tidak sabar untuk segera turun ke bibir pantai.


Tiba di pantai kami disambut hamparan pasir putih nan halus. Riak ombak dan buih-buih yang menggelitik telapak kaki. Kami memutuskan menuju karang  yang berada tepat di bawah tebing tempat kami berfoto tadi.


Air yang sangat jernih membuat kami bisa melihat ikan-ikan kecil  berenang dari celah batu karang. Ombak besar beberapa kali menerjang tapi tidak cukup membuat kami ingin beranjak dari tempat ini. Pesona alami sanggup menghipnotis hingga kami tidak menyadari bahwa ini adalah kawasan terlarang. Kami seolah terbangun dari mimpi ketika mendengar suara peluit dari petugas keamanan. Terburu-buru meninggalkan tempat ini dengan perasaan kaget bercampur senang.


Waktu masih menunjukkan jam 7 pagi. Kami berlama-lama menikmati pasir putih dan buih di lautan. Terdapat banyak bebatuan yang terhampar di sepanjang pantai. Sejauh mata memandang, kami hanya bisa melihat keindahan. Ketika waktu mulai menunjukkan pukul 8 pagi, ombak yang berlarian semakin menjulang tinggi. Air laut pasang, menggenangi hampir seluruh bibir pantai. Rasanya kenikmatan menikmati keindahan belum terpuaskan. Dengan berat hati, kami kembali menuju tenda dan memutuskan untuk bersiap-siap pulang.


Kami kembali ke pantai yang pertama. Tempat ini sudah ramai oleh pengunjung. Ombak di tempat ini tidak terlalu besar, memungkinkan anak-anak bermain dan berenang sesuka hati. Kami berfoto untuk yang kesekian kali. Masih tidak rela untuk meninggalkan tempat ini. Sebenarnya pantai ini masih membentang jauh ke arah timur tapi waktu mengharuskan kami untuk segera kembali.

Ketika hari sudah sedemikian terang, saya bisa melihat banyak penginapan yang tidak jauh dari pantai. Harga yang ditawarkan juga cukup beragam, bisa disesuaikan dengan keinginan dan kebutuhan. Ketika perjalanan pulang saya baru menyadari bahwa di salah satu sisi jalan terdapat hutan yang cukup lebat. Ternyata Papuma tidak hanya menawarkan keindahan pantai, tapi juga berdampingan serasi dengan hutan yang masih terjaga keasriannya. Semoga bisa kembali ke tempat ini dan menikmati keindahannya tanpa perlu diburu waktu.


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar