Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Sakit hati bisa dimaafkan, tapi tidak untuk dilupakan

Tak ada manusia yang mau disalahkan. Menghakimi orang lain menjadi cara untuk mencari pembenaran. Jadilah manusia sempurna jika kau merasa bisa. Jadilah manusia terbaik sedunia jika kau merasa seputih malaikat. tanpa cacat, tanpa cela. Menjadi seputih awan atau sehitam comberan, bukankah itu pilihan?! Aku takkan pernah bisa membuat semua orang bisa menyukaiku dan menerima keberadaanku. Tapi aku tidak peduli, karena aku berhak menjadi diriku sendiri

Mengungkit kesalahan dan menjadikannya harga mati untuk setiap kejadian. Usaha untuk memperbaiki selalu tidak dihargai, hanya kesalahan yang menjadi patokan.  Keburukan memang selalu berhasil menutupi semua kebaikan. Sekeras apapun  kau berusaha menjadi baik, orang akan dengan mudah melupakan. Seperti tulisan di tepi pantai, akan begitu mudah ombak menghapusnya tanpa sisa. Tapi ketika melakukan kesalahan, orang akan menganggapnya sesuatu yang sangat pantas dikenang.

Setiap manusia memiliki hati yang tangguh namun terkadang menjadi begitu rapuh. Hati manusia ibarat kaca berdebu, jika dibersihkan dengan halus maka debunya akan tetap menempel, jika terlalu kasar maka hati itu bisa retak atau bahkan pecah berantakan.

Ketika menangis, seseorang selalu dianggap cengeng, padahal airmata adalah anugerah yang sengaja Allah berikan untuk membasuh luka. Ketika wajah tak mampu menyiratkan, ketika ucapan tak lagi didengar, ketika kesabaran terasa melelahkan, maka biarlah airmata yang bicara bahwa dibalik mulut yang penuh “tawa” ada hati yang terluka. Lidah memang setajam pisau, tak tahu sedalam apa hati bisa terluka. Tak ada luka yang bisa sembuh dengan sempurna. Selalu ada yang tersisa di tiap goresannya.


PS : untuk siapapun yang ingin dan mau memperbaiki diri. Ini tentang aku, kamu, dia dan.. kita... Seorang teman pernah berkata “ Sakit hati bisa dimaafkan, tapi tidak untuk dilupakan.. “

250312

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar